Site icon Watchnews.co.id

MEMBANGUN HARMONI di TENGAH KEMAJUAN : “Tantangan dan Harapan Pembangunan Kawasan Utara Tangerang

Bagikan

H.Ahmad Baihaqi Tokoh Nahdlatul Ulama Pantai Utara Kabupaten Tangerang

watchnews.co.id,Tangeang- Pembangunan kawasan pesisir Pantai Utara Tangerang, khususnya di wilayah pengembangan PIK 2 oleh Agung Sedayu Group, telah menciptakan perubahan signifikan yang tidak hanya membawa peluang besar tetapi juga menimbulkan berbagai dinamika di masyarakat. Sebagai kawasan yang selama ini merasa tertinggal dibanding wilayah lain seperti Tangerang Tengah, Selatan, dan Barat, masyarakat Pantai Utara menyambut baik geliat pembangunan yang diharapkan dapat membawa kemajuan ekonomi dan infrastruktur. Namun, di balik percepatan pembangunan ini, muncul beragam tantangan yang perlu dikelola dengan bijak untuk menciptakan keharmonisan antara berbagai pihak.

Tantangan Sosial dan Budaya
Pantai Utara :

Tangerang Utara dikenal sebagai kawasan yang dihuni oleh masyarakat adat yang telah menetap secara turun-temurun. Mereka memiliki keterikatan historis, sosial, dan budaya yang kuat terhadap lahan yang mereka tempati. Pembangunan yang masif sering kali menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya identitas budaya lokal, termasuk tradisi keagamaan, kehidupan sosial masyarakat, dan pola hidup yang telah terbangun selama bertahun-tahun.

Gejolak sosial yang terjadi belakangan ini, menurut H. Ahmad Baihaqi, tokoh NU Tangerang Utara, banyak digerakkan oleh pihak-pihak luar yang memanfaatkan situasi untuk menciptakan konflik. Namun, tantangan internal seperti komunikasi yang kurang efektif antara pengembang dan masyarakat setempat juga turut berkontribusi terhadap munculnya keresahan.

* Aspek Ekonomi:
Peluang dan ketimpangan
Salah satu sisi positif pembangunan kawasan PIK 2 adalah terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Sudah banyak tenaga kerja lokal yang terserap untuk mendukung berbagai proyek pengembangan di kawasan tersebut. Namun, keberadaan investasi besar juga memunculkan tantangan berupa potensi ketimpangan ekonomi, di mana masyarakat adat yang tidak memiliki keterampilan atau akses terhadap peluang kerja modern terancam tersingkir dari arus utama pembangunan.

Masyarakat lokal juga menghadapi tekanan terhadap lahan dan properti mereka. Banyak dari mereka yang merasa kehilangan hak atas tanah yang telah ditempati selama bertahun-tahun akibat proses pembebasan lahan yang tidak selalu transparan. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan pendekatan hukum yang adil dan tegas untuk melindungi hak-hak masyarakat kecil.

* Dimensi Keagamaan dan Keharmonisan
Sebagai kawasan dengan akar tradisi keagamaan yang kuat, masyarakat Pantai Utara Tangerang, terutama yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama (NU), menginginkan agar pembangunan yang dilakukan tetap memperhatikan nilai-nilai religius dan menjaga keharmonisan antarumat beragama. H. Ahmad Baihaqi menekankan pentingnya pengembang bekerja sama dengan tokoh agama dan masyarakat lokal dalam menjaga keberlanjutan tradisi keagamaan, termasuk dukungan terhadap fasilitas ibadah dan kegiatan keagamaan.

* Harapan dan Solusi
H. Ahmad Baihaqi menggarisbawahi bahwa pembangunan di kawasan ini harus dilihat dengan jernih oleh semua pihak. Ia berharap pengembang dapat bergandengan tangan dengan masyarakat lokal untuk menciptakan sinergi yang bermanfaat bagi semua pihak. Pembangunan seharusnya tidak hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi, tetapi juga membawa dampak positif terhadap kehidupan sosial, budaya, dan keagamaan masyarakat.

Beliau juga menyerukan agar Proyek Strategis Nasional (PSN) yang sedang berjalan dapat terus dilanjutkan dengan catatan bahwa segala kekurangan dan kesalahan yang terjadi selama proses pembangunan diperbaiki. Transparansi, komunikasi, dan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahap pembangunan menjadi kunci untuk menciptakan kepercayaan dan keharmonisan.

Selain itu, pemerintah daerah memiliki peran penting dalam memastikan keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan serta budaya lokal. Kebijakan yang inklusif dan berpihak pada masyarakat kecil harus menjadi prioritas agar pembangunan di Pantai Utara Tangerang tidak hanya membawa kemajuan, tetapi juga menciptakan keadilan sosial.

Pembangunan di kawasan Pantai Utara Tangerang adalah peluang besar untuk mengangkat wilayah yang selama ini tertinggal menjadi pusat pertumbuhan baru. Namun, dinamika yang muncul harus dikelola dengan bijak agar pembangunan ini tidak menimbulkan ketimpangan dan konflik berkepanjangan. Dengan pendekatan yang inklusif, transparan, dan berbasis nilai-nilai lokal, Pantai Utara Tangerang dapat menjadi contoh bagaimana pembangunan modern dapat berjalan selaras dengan pelestarian budaya dan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai tokoh NU Tangerang Utara, H. Ahmad Baihaqi mengingatkan bahwa semua pihak, baik pemerintah, pengembang, maupun masyarakat, memiliki tanggung jawab untuk menciptakan keharmonisan. Jika semua pihak dapat bersinergi, Pantai Utara Tangerang akan menjadi kawasan yang tidak hanya maju secara ekonomi tetapi juga kokoh dalam aspek sosial dan budaya.

Penulis:
Akhwil.SH ( Praktisi Hukum & Aktivis).
Tulisan ini dibuat berdasarkan pandangan dan harapan dari H. Ahmad Baihaqi seorang tokoh NU ( Nahdatul Ulama) Pantai Utara Kabupaten Tangerang. (Red)

Exit mobile version