watchnews| Jakarta, Konflik antara Hamas dan Israel terus berlanjut, dengan intensitas pertempuran yang semakin meningkat. Kedua belah pihak saling menuding sebagai pemicu eskalasi kekerasan ini. Sementara itu, keselamatan lebih dari 2,3 juta warga sipil di Gaza terus terancam.
Menurut pernyataan pihak Israel, tindakan mereka merupakan respons atas serangan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Sebaliknya, Hamas bersikeras bahwa serangan mereka merupakan tanggapan terhadap tindakan kekerasan dan ketidakadilan yang dialami warga Palestina selama bertahun-tahun.
Korban dari konflik ini terus bertambah, dengan sekitar ribuan nyawa yang hilang dan jutaan lainnya mengalami penderitaan. Data dari Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) menunjukkan bahwa perang kali ini merupakan yang paling mematikan dalam lima puluh tahun terakhir.
Hingga 4 November 2023, total jumlah korban dari kedua belah pihak mencapai 41.234 orang, dengan proporsi yang menunjukkan dampak yang lebih besar terhadap Palestina daripada Israel. Dengan jumlah korban yang tidak seimbang, yakni enam banding satu untuk korban tewas dan empat banding satu untuk korban luka, situasi tersebut semakin mengkhawatirkan.
Dalam bingkai yang diambil dari rekaman video, gambar-gambar tragis memperlihatkan mayat-mayat yang tergeletak di luar rumah sakit Indonesia pasca serangan udara di kamp pengungsi Jabaliya di pinggiran Kota Gaza pada tanggal 31 Oktober 2023.
Dengan tingkat korban harian yang terus meningkat, terlihat bahwa jumlah korban di pihak Palestina jauh lebih tinggi daripada di pihak Israel. Meskipun terjadi stagnasi dalam jumlah korban di pihak Israel setelah dua minggu awal peperangan, korban di pihak Palestina terus bertambah. Salah satu tragedi terbesar terjadi pada 24-25 Oktober 2023, di mana 1.460 warga Gaza kehilangan nyawa dalam waktu hanya 48 jam, mencakup 17,1 persen dari total korban tewas warga Palestina di Gaza.
( RD )